Selasa, 20 Maret 2012

SN jiarah ke Makam


Hheeiii semua ketemu lagi dengan gue, setelah sekian lama gue menghilang, akhirnya gue kembali..
Dari pada BT, ga ada salahnya kan kalo gue nulis cerita gue di sini
Sebenernya ini cerita gue pada tanggal 8 meret waktu lalu. Tapi karna gue baru ada pulsa sekarang jadi baru bisa gue lampiaskan sekarang.
Langsung aja kali ya…

Jadi waktu itu adalah hari dimana SN biasanya berkumpul untuk belajar bareng, tapi kali ini beda.
SN tetep kumpul, tapi kali ini kita mau ke makam alias jiarah.
Kita mau jiarah ke salah satu orang tua dari anggota SN. Dia adalah ULI PUSPITA.
Kebetulan kalo hari jumat kita pulang lebih cepet, jadi setelah bel pulang berbunyi, ga pake lama kita langsung CAWWW pulang ke rumah uli bersama SN dan 2 orang fans SN yaitu Noey dan yulia.
Kita menggunakan angkot untuk sampai di rumah uli, karna kita perginya rame-rame yang sumpah alaihim segombreng Ramenya.
Alhasil kita berpisah angkot di karenakan angkot yang mau kita tumpangi  Cuma muat buat sebagian dari kita, jadi yaudah deh kita pisah.
Kita janjian buat ketemu di terminal, nahh terus di lanjutkan naik angkot lagi…
Lumayan jauh GILA…
Nah kali ini kita bisa bersatu di angkot soalnya angkotnya emang kosong, jadi seolah-olah tuh angkot kita carter buat SN doang.
15 menitan kita naik angkot, akhirnya sampe juga di rumah uli, rumahnya di kunci. Itu artinya kita bisa ngacak2 rumahnya. Hahahaha….
Tapi sayang itu bukan tujuan SN. Tujuan utamanya itu adalah jiarah. Selama 15 menit kita ngobrol. Kita langsung ambil wudhu dan langsung pergi ke mushola buat melaksanakan sholat. sholat jumat kan udah selesai, jadi giliran kita.
Selesai sholat, kita langsung mempersiapkan buku yasin, dan air buat jiarah. Tapi ga semua anggota SN ikut ke makam, soalnya ada beberapa yang berhalangan, dan ada juga yang males, mendingan jaga rumahnya uli.
Jadi Cuma 6 orang yang ikut serta ke makam, yaitu Uli, gue, bintari, lele, yuli, dan nur. Dan selebihnya berjaga di rumah kalo2 ada tamu atau nyokapnya uli datang.
Di perjalanan ke makam, cuacanya mendung banget, seakan  memberi tanda bahwa sebentar lagi ada seonggok anak manusia akan menumpahkan kerinduannya kepada sorang ayah yang sudah tiada.
Dengan berjalan kaki kurang lebih 20 menit, kita sampe ke makam.
Ya allah sumpah demi apapun ya, ini kali pertamanya gue ngeliat makam yang bener2 hawanya mencekam banget. Banayk banget ilalang, seperti tak terurus. Ga pake lama kita langsung saja menuju gerbang pemakaman. Tapi nasib berkata lain, gerbang terkunci di gombok, dan uli mesti mendatangi kuncen untuk meminta kunci gemboknya. Sambil menunngu uli. Gue terus memandang pemakaman sekitar gue. Ihhh merinding bgt dehhh sumpah. Makamnya itu di kelilingi oleh kebun yang di penuhi ilalang.
Ga lama uli datang,dan kita pun langsung masuk ke pemakaman dan seakan di sambut oleh puluhan gundukan tanah berisikan manusia-manusia tak bernyawa.
Di dalam pemakaman ga berhenti gue memandang sekeliling. Wanti2 ada hal yang ga enak terjadi.

Selanjutnya, kita langsung menuju kuburan ayahnya uli..
Dan Belum saja kita sempat membacakan yasin, hujan turun seakan tak mengizinkan kita berjiarah.
Lantas gue pergi lari menghindar dari air yang turunya keroyokan itu.

INI PENTING :
Sebelum gue dan yang lain membacakan yasin, dan gue baru aja jongkok… tepat di blakang gue ada suara ( sssuutttttt…. Ssttttt…) seperti memberi tau “jangan berisik”..
Alhasil gue langsung berdiri dan berusaha lari, di ikuti oleh bintari yang sepertinya mulai ketakutan.

Nnaahh, pas ujan turun kita otomatis pergi untuk mencari tempat bertduh, tapi hujan mempermainkan kita semua. Baru 5 langkah kaki kami tapakan, hujan berhenti seolah menyuruh kita kembali..
Dan dengan inisiatif masing2 kita langsung kembali ke makam dengan harapan, tak di permainkan lagi oleh hujan.
Sebelum gue ambil posisi yang nyaman, gue sempet menanyakan suatu hal kepada uli “ li, memungkin kan ga sih kalo ada orang di kebon balakng gue ini ??” uli pun menjawab sekenannya “ mungkin aja sihh yu, di blakang kebon itu kan ada rumah”
Jawaban yang cukup memebuat gue tenang, dengan berfikir mungkin saja tadi orang yang iseng.
Langsung aja kita membaca yasin yang kita bawa masing2. 10 ayat kita baca, langit masih bersahabat…
Tapi setelah kita membaca ayat selanjutnya, hujan rintik pun mulai turun..
Sempat berfikir untuk berhenti, tapi tanggung. Jadi kita semua melanjutkan membacanya.
Ternyata langit memang mempermainkan kita semua. Ia makin menjadi menurunkan air hujannya.
Kita semua terus membaca yasin dalam keadaan hujan lebat disertai geluduk yang tidak terlalu kencang.
Tak lupa gue memperhatikan keadaan saat itu. Dan gue pun menunduk kembali karna keadaan yang gue liat semakin menyeramkan. Semua terlihat gelap, tertutup hujan yang deras dan awan hitam. Dan memang pada saat itu hanya kita ber 6 lah yang ada di pemakaman itu.
Yasin masih terus terlantun dari mulut kita, tak peduli hujan kencang.
Detik2 ayat terakhir kita mengalami kejadiann lucu. Pada saat hujan makin kencang kita semua ternyata tak ada satu pun yang membaca dengan buku, kita semua membaca dengan sehafalnya, hingga terjadilah kemacetan membaca yasin. Kita berhenti karna ada ayat yang sepertinya di hulang dan terlewat, kita semua terdiam dan langsung tertawa bersama. Seraya mengucapkan “ elo gimana sih, gue kan ngikutin lo, gue kira lo baca buku” jawabannya “hahaha, gue juga ngikutin lo, gue kira elo baca buku”
Yaudah-yaudah kita lanjut dari ayat ini saja, uli menjawab.
Dan tak lama kita selesai membaca yasin. tak lupa memanjatkan doa, dan meminta kemudahan dalam melaksakan ujian yang sebentar lagi menentukan kelulusan kita.
Sebelum kita pulang, lagi2 kita tertawa bersama melihat satu sama lain, mengenakan seragam putih bernoda coklat berlumpur.
Karna kebetulan ada sumur di pemakaman itu, kita langsung aja mandi mengenakan seragam, agar noda lumpur tidak terlalu menggumpal.
Lalu kami berteduh dulu sambil membersihkan diri di gubuk yang ada di dalam pemakaman. “ ehh gue ngompol nih, abis dingin banget “ seru nur. Hahaha dasar lo … semua menertawai

Setelah membersihkan diri, dan dengan keadaan basah kuyup. Kita bertekad untuk melanjutkan perjalanan pulang, walau cuaca masih dalam keadaan hujan deras.
“ lagi pula baju kita udah basah kuyup, jadi sekalian aja ujan-ujanan” gerutu nur di blakang barisan.
Selama perjalanan pulang,kita bersikap seperti anak kecil yang sedang bermandikan air langit, bergembira menyambut air dari langit dan menari-nari menikmati tetesan airnya.
Saat melihat semua bergembira, seperti baru pertama main hujan-hujanan.
dalam batin aku berkata :
“ tuhan, kejadiaan hari ini tak akan pernah aku lupakan. Mempunyai sahabat seperti mereka itu membuat aku sangat bersyukur. Melihat kegembiraan di wajahnya membuat aku merasa bahagia. Makasih kau telah membrikan dia padaku sebagai sahabatku. Jangan pernah pisahkan kami tuhan, aku sangat menyayangi sahabat-sahabatku.”
Sambil tersenyum aku melihat BINTARI yang sedang asik menari di iringi rintik hujan.

Sesampainya di rumah, ternyata sarah, nurrul udah nyiapin mie rebus buat kita-kita. Mereka emang baik banget ya. Duhh makin sayang sama kalian.
Kita langsung bergegas ke kamar mandi untuk segera bersalin. Karna kita semua ga ada yang bawa baju ganti jadi kita minjem baju sama uli. Tapi uli jahat dia ga minjemin dalemannya buat kita. Hhuhhuu. Alhasil gue dan temen-temen mesti pake BH dan kancut basah. Dan gimana nasib nur yang tadi ngompol?
Ternyata tuh kancut di cuci terus dia peres dan di pake lagi, sumpah gokil bgt nih anak dengan tampang melasnya, sambil meres tuh kancut. Dengan terpaksa gue ganti baju dengan keadaan daleman yang basah. Terus gue sama yang lain, langsung menyantap mie yang tadi udah sarah dan nurrul siapin.
Dan lucunya lagi setelah gue selesai makan dan bangun dari keadaan duduk. Ternyata ada gambar segitiga di pantat gue, ya jelas aja itu adalah celana gue yang basah akibat kancut yang belum kering. Jadi nyeplak deh….
Dan sialnya lagi listrik waktu itu lagi mati lampu, jadi ga ada satupun alat pengering. Jadi ya udah gue diemin aja sampe kering sendiri.
Sambil ngobrol2 dan ga kerasa jam udah menunjukan pukul 4 sore. Gue dan  yang lain pamitan pulang sama uli…..
Dadah uliiii………



i love you SN




Gue bersama Uli

2 komentar:

  1. wah..keren anak remaja tapi jiwa tua udah mau jiarah tuk mengenagn maut , salut aku

    BalasHapus
    Balasan
    1. hhee iya ka, itu udh mesti.. masa kita ga mikirin akhirat sihh.

      Hapus

makasih atas kunjungan dan komentarnya.
makasih juga udah ga nyampah di sini
di tunggu kunjungan berikutnya :)