Di sepertiga malam ini aku masih terjaga. Entah kenapa
akhir-akhir ini aku sering sekali memikirkan dia. Seorang pria sederhana, yang
sudah mampu membuat aku jatuh cinta.
Sebenarnya aku sering merasakan ini, Merasakan jatuh cinta.
Tapi sungguh, kali ini sangatlah berbeda. Dia memang berbeda dari beberapa pria
yang aku kenal sebelumnya. Dia sangat menyebalkan, tapi dia juga sangat
menyenangkan.
Aku sudah memiliki dia, tapi belum seutuhnya. Kenapa belum
seutuhnya?
Yaaa, itu, karna kita hanyalah sebatas kekasih. Layaknya
kaula muda kebanyakan. Aku menganggap dia adalah orang terdekat yang sekarang
sudah menjadi kandidat untuk pendampingku kelak. Hingga nanti dia benar-benar
resmi menjadi milikku seutuhnya.
Disini, aku akan banyak menceritakan Perjalananku sampai
bisa sedekat ini dengannya.
Dia adalah teman masa SMP-ku. Sejujurnya, saat smp, dia
tidak dekat denganku, meski kami sekelas. Menyapaku pun dia hampir tidak
pernah. Yaaaa, anggap saja kalau dia memang tidak tertarik padaku. Ahhh
sudahlah, ini tidak perlu diceritakan. Karna memeng masa SMP adalah saat aku
benar-benar Cupu sekali. Wajar jika dia tidak berminat bermain denganku. Atau
mungkin, aku yang tidak pandai bersosialisasi dengan teman-teman. Ahhhh
sudah-sudah. Aku tak ingin menceritakan ini.
Setelah lulus SMP, aku sempat bertemu dengannya beberapa
kali. Dalam acara reouni kelas yang di adakan oleh teman seangkatanku. Saat
itu pun dia masih benar-benar cuek padaku. Yasudahlahhh, lagi pula, siapa aku,
sampai aku ingin sekali diperhatikan olehnya.
Waktu terus berlalu, hingga beberapa tahun aku tak lagi
bertemu dengannya.
Sekarang aku dan dia sudah lulus SMA sudah hampir 2 tahun
lebih. Sudah lama juga ya ternyata, Setelah mengingat bahwa dulu aku pernah
sekelas dengannya di SMP. Tapi, Sebenarnya, aku masih belum percaya kalau aku sekarang bisa menjadi sedekat ini
dengannya. Ini semua, berawal dari sebuah undangan reoni SMP setahun yang lalu.
Yaaaa, aku mendapat sebuah undangan reoni akbar untuk
angkatanku, aku mendapat undangan itu darinya melalui MedSos. Tentu aku dengan
antusias merespon acara itu, karna memang aku sendiripun rindu sekali dengan
teman-teman SMPku. Nahh, dari sini lah aku bisa bertemu dengannya lagi, aku
sering menanyakan info reoni itu kepadanya. Hingga akhirnya aku membuat janji
untuk bertemu dengannya, membicarakan perihal biaya acara reoni tersebut.
Hahahahaa, dia terlihat lebih dewasa ya sekarang. berbeda
dengan yang terakhir ku lihat. Itu kesan pertamaku saat melihatnya. Tapi sungguh,
aku sama sekali belum menyukainya. SAAT ITU. Kami bertemu, akupun membayar
biaya reoni tersebut. Saat itu kami belum mempunyai kontak masing-masing. Cara
berhubungan kami hanyalah lewat media sosial. Entah apa yang terjadi, entah ada masalah apa. Kurang lebih
seminggu sebelum acara reoni itu di adakan. Dia mengabariku melalui medsos,
Ternyata reoni di batalkan. Arggggghhhhh PARAH, ujarku dalam hati. Dia meminta
no tlp ku untuk memberikan info pengembalian uang. Yaaaa sebenarnya dari sini
lah aku dan dia sudah saling bertukar no tlp, tanpa sadar. Dan sampai sekarang
pun dia masih mengelak kalau dia duluan lah yang meminta no tlp ku.
Setelah kejadian reoni yang gagal itu berlalu, dia jadi
lebih sering menghubungiku di media sosial. Mulai dari chat ga jelas, komentar
ga jelas, sampai modus-modus ga jelas. karna Sebenarnya aku tidak menyimpan no
dia, waktu itu. Jadi aku memang tidak pernah sms atau komunikasi dengan dia
melalui hp. Dia lebih sering menyapaku di media sosial.
Hingga sampai pada suatu saat, hp ku berbunyi, dan mendapat
sms kosong, atau berisi kata-kata ga jelas. aku mengabaikannya, dan terus
mengabaikannya. Sampai aku kesal karna sms-sms yang ga tau maksudnya itu apa.
Akhirnya, Akupun membalas, menanyankan tentang siapa dia. Dia menjawab kalau
dia adalah mantanku. Aku terus bertanya, sampai dia mengakui identitas aslinya.
akhirnya dia jujur dan berkata, kalau dia adalah HSF.
Yampunnnnnnn HSF.
aku sempat memarahinya terlebih dahulu, karna sudah
mengerjaiku dengan mengaku-ngaku mantanku, sebelum akhirnya kami mengobrol via
hp.
Semakin hari, aku semakin dekat dengannya. Dia ternyata
memang menyenangkan, lucu kalau sedang mendengarkan curhatannya. Tapi tak
jarang juga dia membuatku sebal dengan guyonan garingnya. Entah kapan, aku lupa. Saat itu, Kami mulai sering bercerita
perihal perasaan. Menceritakan tentang orang yang sama-sama kita sayang,
menceritakan tentang pahitnya menjadi orang yang ditinggalkan, sampai sering
aku lupa waktu kalau sudah mengobrol dengannya.
Singkat cerita.
Entah rasa apa yang dia rasakan waktu itu, sampai dia bisa
menjadi seorang yang perhatian, dan
sangat peduli sekali padaku. Tapi, aku tetap merespon biasa hal itu. Karna
memang aku hanya menganggapnya kalau dia memang sedang membutuhkan teman. Dan
aku hanya menganggapnya sebagai teman.
Sudah hampir berbulan-bulan aku dan dia menjadi teman dekat,
kamipun sudah beberapa kali jalan bareng, sekedar menghilakan jenuh. Tapi, aku
merasakan ada sesuatu yang aneh dengan dia, tepatnya dengan perasaan dia kepadaku. Dia
sering sekali menyatakan perasaannya padaku. Tapi, aku terus berusaha mengalihkannya
dengan candaan atau gurauan.
Aku ga mau, aku sudah nyaman dengan rasa ini. Aku ga mau rasa
nyaman ini jadi berubah kalau status pertemanan kitapun ikut berubah. Itu lah
yang selalu aku fikirkan. Sebenarnya. Mulai dari awal aku jalan bareng dengannya
malem itu. Aku sudah merasakan ada yang berubah juga pada perasaanku, tapi, aku
takut untuk mengatakannya. Aku takut rasa nyaman yang seperti sekarang akan
berubah, jika aku menjalin hubungan dengannya.
Mungkin dia sudah bosan membicarakan tentang perasaannya,
perasaan yang nyaman ketika denganku.
Dia terus meyakinkan bahwa dia benar-benar ingin bisa
bersamaku lebih lama. Dia menyayangiku, dia ingin menjadi seseorang yang
special untukku. di setiap ada kesempatan, dia selalu saja bicara seperti itu.
Lalu aku memberi tahukan padanya, tentang keraguanku. saat itu dia sempat memasang wajah muram. tapi, lagi-lagi, dengan konyolan dan tanpa kapoknya, dia bilang, dia mau menunggu sampai aku mau membuka hatiku untuknya.
***
Bersambung........
tapi lebih baik jadi teman aja, karena takutnya suatu saat putus malah berjauhan . kalau teman itu tidak akan putus2..
BalasHapusBaru mampir udah suka sama tulisannya :)
BalasHapuswww.fikrimaulanaa.com
pantang menyerah, hehehe,
BalasHapusCukup jd motivasi untuk bangkit dan menyongsong hari esok... Karna sejatinya yg benar sungguh" lahh yg tak akan pernah pergi untuk meninggalkan
BalasHapusTHanks for the article really helpfull
BalasHapus