Hheeiii semua
ketemu lagi dengan gue, setelah sekian lama gue menghilang, akhirnya gue
kembali..
Dari pada BT, ga ada salahnya kan kalo gue nulis cerita gue di sini
Sebenernya ini
cerita gue pada tanggal 8 meret waktu lalu. Tapi karna gue baru ada pulsa
sekarang jadi baru bisa gue lampiaskan sekarang.
Langsung aja kali
ya…
Jadi waktu itu
adalah hari dimana SN biasanya berkumpul untuk belajar bareng, tapi kali ini
beda.
SN tetep kumpul,
tapi kali ini kita mau ke makam alias jiarah.
Kita mau jiarah
ke salah satu orang tua dari anggota SN. Dia adalah ULI PUSPITA.
Kebetulan kalo
hari jumat kita pulang lebih cepet, jadi setelah bel pulang berbunyi, ga pake
lama kita langsung CAWWW pulang ke rumah uli bersama SN dan 2 orang fans SN
yaitu Noey dan yulia.
Kita menggunakan
angkot untuk sampai di rumah uli, karna kita perginya rame-rame yang sumpah
alaihim segombreng Ramenya.
Alhasil kita
berpisah angkot di karenakan angkot yang mau kita tumpangi Cuma muat buat sebagian dari kita, jadi
yaudah deh kita pisah.
Kita janjian buat
ketemu di terminal, nahh terus di lanjutkan naik angkot lagi…
Nah kali ini kita
bisa bersatu di angkot soalnya angkotnya emang kosong, jadi seolah-olah tuh
angkot kita carter buat SN doang.
15 menitan kita
naik angkot, akhirnya sampe juga di rumah uli, rumahnya di kunci. Itu artinya
kita bisa ngacak2 rumahnya. Hahahaha….
Tapi sayang itu
bukan tujuan SN. Tujuan utamanya itu adalah jiarah. Selama 15 menit kita
ngobrol. Kita langsung ambil wudhu dan langsung pergi ke mushola buat
melaksanakan sholat. sholat jumat kan udah selesai, jadi giliran kita.
Selesai sholat,
kita langsung mempersiapkan buku yasin, dan air buat jiarah. Tapi ga semua
anggota SN ikut ke makam, soalnya ada beberapa yang berhalangan, dan ada juga
yang males, mendingan jaga rumahnya uli.
Jadi Cuma 6 orang
yang ikut serta ke makam, yaitu Uli, gue, bintari, lele, yuli, dan nur. Dan
selebihnya berjaga di rumah kalo2 ada tamu atau nyokapnya uli datang.
Di perjalanan ke
makam, cuacanya mendung banget, seakan
memberi tanda bahwa sebentar lagi ada seonggok anak manusia akan
menumpahkan kerinduannya kepada sorang ayah yang sudah tiada.
Dengan berjalan
kaki kurang lebih 20 menit, kita sampe ke makam.
Ya allah sumpah
demi apapun ya, ini kali pertamanya gue ngeliat makam yang bener2 hawanya
mencekam banget. Banayk banget ilalang, seperti tak terurus. Ga pake lama kita
langsung saja menuju gerbang pemakaman. Tapi nasib berkata lain, gerbang
terkunci di gombok, dan uli mesti mendatangi kuncen untuk meminta kunci
gemboknya. Sambil menunngu uli. Gue terus memandang pemakaman sekitar gue. Ihhh
merinding bgt dehhh sumpah. Makamnya itu di kelilingi oleh kebun yang di penuhi
ilalang.
Ga lama uli
datang,dan kita pun langsung masuk ke pemakaman dan seakan di sambut oleh
puluhan gundukan tanah berisikan manusia-manusia tak bernyawa.
Di dalam
pemakaman ga berhenti gue memandang sekeliling. Wanti2 ada hal yang ga enak
terjadi.
Selanjutnya, kita
langsung menuju kuburan ayahnya uli..
Dan Belum saja
kita sempat membacakan yasin, hujan turun seakan tak mengizinkan kita
berjiarah.
Lantas gue pergi
lari menghindar dari air yang turunya keroyokan itu.
INI PENTING :
Sebelum gue dan
yang lain membacakan yasin, dan gue baru aja jongkok… tepat di blakang gue ada
suara ( sssuutttttt…. Ssttttt…) seperti memberi tau “jangan berisik”..
Alhasil gue
langsung berdiri dan berusaha lari, di ikuti oleh bintari yang sepertinya mulai
ketakutan.
Nnaahh, pas ujan
turun kita otomatis pergi untuk mencari tempat bertduh, tapi hujan mempermainkan
kita semua. Baru 5 langkah kaki kami tapakan, hujan berhenti seolah menyuruh
kita kembali..
Dan dengan
inisiatif masing2 kita langsung kembali ke makam dengan harapan, tak di
permainkan lagi oleh hujan.
Sebelum gue ambil
posisi yang nyaman, gue sempet menanyakan suatu hal kepada uli “ li, memungkin
kan ga sih kalo ada orang di kebon balakng gue ini ??” uli pun menjawab
sekenannya “ mungkin aja sihh yu, di blakang kebon itu kan ada rumah”
Jawaban yang
cukup memebuat gue tenang, dengan berfikir mungkin saja tadi orang yang iseng.
Langsung aja kita
membaca yasin yang kita bawa masing2. 10 ayat kita baca, langit masih
bersahabat…
Tapi setelah kita
membaca ayat selanjutnya, hujan rintik pun mulai turun..
Sempat berfikir
untuk berhenti, tapi tanggung. Jadi kita semua melanjutkan membacanya.
Ternyata langit
memang mempermainkan kita semua. Ia makin menjadi menurunkan air hujannya.
Kita semua terus
membaca yasin dalam keadaan hujan lebat disertai geluduk yang tidak terlalu
kencang.
Tak lupa gue
memperhatikan keadaan saat itu. Dan gue pun menunduk kembali karna keadaan yang
gue liat semakin menyeramkan. Semua terlihat gelap, tertutup hujan yang deras
dan awan hitam. Dan memang pada saat itu hanya kita ber 6 lah yang ada di
pemakaman itu.
Yasin masih terus
terlantun dari mulut kita, tak peduli hujan kencang.
Detik2 ayat
terakhir kita mengalami kejadiann lucu. Pada saat hujan makin kencang kita
semua ternyata tak ada satu pun yang membaca dengan buku, kita semua membaca
dengan sehafalnya, hingga terjadilah kemacetan membaca yasin. Kita berhenti
karna ada ayat yang sepertinya di hulang dan terlewat, kita semua terdiam dan
langsung tertawa bersama. Seraya mengucapkan “ elo gimana sih, gue kan ngikutin
lo, gue kira lo baca buku” jawabannya “hahaha, gue juga ngikutin lo, gue kira
elo baca buku”
Yaudah-yaudah
kita lanjut dari ayat ini saja, uli menjawab.
Dan tak lama kita
selesai membaca yasin. tak lupa memanjatkan doa, dan meminta kemudahan dalam
melaksakan ujian yang sebentar lagi menentukan kelulusan kita.
Sebelum kita
pulang, lagi2 kita tertawa bersama melihat satu sama lain, mengenakan seragam
putih bernoda coklat berlumpur.
Karna kebetulan
ada sumur di pemakaman itu, kita langsung aja mandi mengenakan seragam, agar
noda lumpur tidak terlalu menggumpal.
Lalu kami
berteduh dulu sambil membersihkan diri di gubuk yang ada di dalam pemakaman. “
ehh gue ngompol nih, abis dingin banget “ seru nur. Hahaha dasar lo … semua
menertawai
Setelah
membersihkan diri, dan dengan keadaan basah kuyup. Kita bertekad untuk
melanjutkan perjalanan pulang, walau cuaca masih dalam keadaan hujan deras.
“ lagi pula baju
kita udah basah kuyup, jadi sekalian aja ujan-ujanan” gerutu nur di blakang
barisan.
Selama perjalanan
pulang,kita bersikap seperti anak kecil yang sedang bermandikan air langit,
bergembira menyambut air dari langit dan menari-nari menikmati tetesan airnya.
Saat melihat
semua bergembira, seperti baru pertama main hujan-hujanan.
dalam batin aku
berkata :
“ tuhan,
kejadiaan hari ini tak akan pernah aku lupakan. Mempunyai sahabat seperti
mereka itu membuat aku sangat bersyukur. Melihat kegembiraan di wajahnya
membuat aku merasa bahagia. Makasih kau telah membrikan dia padaku sebagai
sahabatku. Jangan pernah pisahkan kami tuhan, aku sangat menyayangi sahabat-sahabatku.”
Sambil tersenyum
aku melihat BINTARI yang sedang asik menari di iringi rintik hujan.
Sesampainya di
rumah, ternyata sarah, nurrul udah nyiapin mie rebus buat kita-kita. Mereka
emang baik banget ya. Duhh makin sayang sama kalian.
Kita langsung bergegas
ke kamar mandi untuk segera bersalin. Karna kita semua ga ada yang bawa baju
ganti jadi kita minjem baju sama uli. Tapi uli jahat dia ga minjemin dalemannya
buat kita. Hhuhhuu. Alhasil gue dan temen-temen mesti pake BH dan kancut basah.
Dan gimana nasib nur yang tadi ngompol?
Ternyata tuh
kancut di cuci terus dia peres dan di pake lagi, sumpah gokil bgt nih anak
dengan tampang melasnya, sambil meres tuh kancut. Dengan terpaksa gue ganti
baju dengan keadaan daleman yang basah. Terus gue sama yang lain, langsung
menyantap mie yang tadi udah sarah dan nurrul siapin.
Dan lucunya lagi
setelah gue selesai makan dan bangun dari keadaan duduk. Ternyata ada gambar
segitiga di pantat gue, ya jelas aja itu adalah celana gue yang basah akibat
kancut yang belum kering. Jadi nyeplak deh….
Dan sialnya lagi
listrik waktu itu lagi mati lampu, jadi ga ada satupun alat pengering. Jadi ya
udah gue diemin aja sampe kering sendiri.
Sambil ngobrol2
dan ga kerasa jam udah menunjukan pukul 4 sore. Gue dan yang lain pamitan pulang sama uli…..
Dadah uliiii………
i love you SN |
Gue bersama Uli |
wah..keren anak remaja tapi jiwa tua udah mau jiarah tuk mengenagn maut , salut aku
BalasHapushhee iya ka, itu udh mesti.. masa kita ga mikirin akhirat sihh.
Hapus